Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 19 Februari 2015

STOP Perdagangan Primata

BANJARMASIN – Banyaknya penjualan ilegal untuk hewan primata seperti Kukang, Tarsius, Owa-Owa, Bekantan hingga Orangutan, menjadi isu hangat untuk Hari Primata yang diperingati setiap tanggal 30 Januari. Praktik penjualan hewan ini juga banyak terjadi di Kalimantan Selatan.
Kampanye Peringatan Hari Primata (Stop Perdagangan Primata)
Zainudin, Ketua Bidang Konservasi Biodiversitas Indonesia menjelaskan, primate trafficking terjadi di seluruh kawasan Indonesia yang seyogyanya mempunyai 40 jenis primata dimana 30% diantaranya khas Indonesia. Ditengarai salah satu pemasok bahan baku kegiatan tersebut adalah Kalsel.

“Praktik di daerah pemasok lebih parah lagi, meski tidak dilakukan secara terang-terangan jalur pedagangan satwa khususnya primata telah jelas pelanggan dan pembelinya, dari pasar tradisional hingga ranah media sosial menjadi jalur haram kegiatan ini, “ kata pemerhati primata Kalsel ini.
Daerah yang menjadi habitat bagi 5 primata tersebut kini merupakan tujuan potensial bagi para pemburu. Amuntai – HSS dan  Batu Tangga, Hantakan HST hingga Barito Kuala adalah daerah pemasok hewan hewan langka yang kemudian akan didistribusikan ke pasar satwa di KM 07 Kabupaten Banjar.
Ditegaskan Zainudin, alur haram ini perlu diatasi dengan lebih serius, peran pemerintah pusat maupun daerah selaku pemegang kepentingan sangat diperlukan dalam hal ini, pembuatan aturan untuk primate trafficking juga perlu direalisasikan, Jika tidak dapat memutus langsung setidaknya langkah ini dapat mengurangi kegiatan haram tersebut.
“Untuk itulah, pada momentum Hari Primata kami melakukan kampanye Stop Primate Trafficking, sebab dengan membeli primata liar berarti Anda memberikan kesempatan kembali bagi para pemburu untuk menjual.” tegas Zainudin.

sumber : http://www.radarbanjarmasin.co.id/banua2-2/5153-stop-primata-trafficking.html

Sabtu, 01 November 2014

Biodiversitas Indonesia Temukan Orangutan Kalimantan Selatan

Biodiversitas Indonesia - Setelah melalui proses perjalanan panjang, tim ekspedisi Biodiversitas Indonesia akhirnya bisa melacak keberadaan Orangutan (Pongo pygmaeus) di Kalimantan Selatan. Hasil temuan ini cukup mengejutkan lantaran selama ini diyakini Bornean Orangutan memang terdapat hampir disemua hutan dataran rendah pulau Kalimantan kecuali Kalimantan Selatan dan Brunei Darussalam misalnya seperti yang tertulis di artikel http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_utan (setidaknya sampai 1 November 2014).
Tim Ekspedisi
Basecamp Tim Ekspedisi Orang Utan Kalimantan Selatan
 
Ditemukannya Bornean Orangutan di Kalimantan Selatan oleh Tim Ekspedisi Biodiversitas Indonesia merupakan catatan sejarah baru dalam dunia Orang utan. Namun fakta ditemukannya Orangutan di Kalsel tidak semata-mata membawa kabar gembira, keprihatinan dan kekhawatiran terhadap bahaya serta ancaman terhadap salah satu primata terbesar ini membuat tim ekspedisi segera membentuk organisasi khusus perlindungan Orangutan khususnya yang berada di wilayah Kalsel. 


Penemuan Sarang Bornean Orangutan

Bornean Orangutan
Sarang Orangutan
The South Borneo Orangutan Care (SBOC) adalah organisasi sosial yang membantu pemerintah dalam upaya konservasi Orangutan, melalui berbagai program, termasuk perlindungan habitat, proyek rehabilitasi dan perawatan pusat primata yatim. Juga program konservasi dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, melobi berbagai Pemerintah dan bekerja dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan dukungan dan pemahaman tentang orangutan.