Di tengah maraknya perburuan hewan di alam liar untuk di perjual belikan, Ali Muntahar mengambil langkah yang patut di acungi jempol. Sadar dengan pentingnya tetap menjaga kelestarian hewan cantik ini, Ali lantas berinisiatif mengembangkan penangkaran kupu-kupu untuk bahan kerajinan yang menjadi sumber penghasilan keluarganya saat ini.
Kupu-kupu Bantimurung |
Di belakang rumahnya di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan terdapat sebuah penangkaran yang mampu menampung ratusan ekor kupu-kupu yang terdiri dari sekitar 10 jenis. Indukan kupu-kupu di peroleh dengan menangkapnya di alam kemudian di tempatkan di penangkaran untuk selanjutnya dibiarkan melakukan perkawinan secara alami. Setelah bertelur indukan biasanya akan mati dengan sendirinya, kupu-kupu yang mati inilah yang digunakan Ali sebagai bahan pembuatan beragam cindera mata yang di jual dalam dan luar daerah, serta di sekitar kawasan Kawasan Taman Nasional Bantimurung.
Contoh cinderamata dari kupu-kupu |
Di Kabupaten Maros memang terdapat Kawasan Taman Nasional Bantimurung yang dikenal sebagai habitat kupu-kupu yang unik dan langka seperti Papilo androkles dan Papilo blumei. Tak heran Maros menetapkan hewan cantik ini sebagai maskot daerahnya.
Pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan perlu terus dikembangkan. Eksploitasi yang berlebihan justru akan mengancam kelestarian flora dan fauna yang akhirnya merugikan manusia itu sendiri. Mari berlaku bijak terhadap alam, stop pengrusakan hutan dan perburuan satwa liar.
0 komentar:
Posting Komentar