The siamang (Symphalangus syndactylus) is a tailless, arboreal, black-furred gibbon native to the forests of Sumatra. The largest of the lesser apes, the siamang can be twice the size of other gibbons, reaching 1 m in height, and weighing up to 14 kg. The siamang is the only species in the genus Symphalangus.
Siamang merupakan hewan yang lebih aktif pada siang hari. Mereka bersosialisasi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua sampai tiga ekor siamang.. Berbeda dengan kera lainnya, siamang tidak mempunyai tempat khusus untuk tidur. Mereka hanya tidur sendiri atau dengan beberapa ekor siamang di celah antar cabang pada pepohoan.Mereka tidur dengan posisi tegak, bersandar pada bantalan keras yang terletak di ujung belakang mereka..Bantalan ini disebut ischial callosities.Selain itu, siamang memiliki kantung tenggorokan yang biasa disebut kantung gular. Kantung ini dapat mengembang menjadi besar seperti kepala mereka yang berfungsi membuat pita suara lebih keras.Pada waktu dalam keadaan bahaya, siamang betina akan mengeluarkan suara yang nyaring dan diikuti oleh siamang jantan selama tiga hingga lima belas menit..Suara mereka dapat terdengar dari jarak sekitar 6,5 km..Siamang tidak dapat berenang dan takut air. Siamang dapat bertahan hidup sekitar 35-40 tahun.
Siamang merupakan hewan omnivora. Sektar 75% makanan mereka adalah buah, sisanya daun, bunga, biji-bijian, dan kulit kayu. Mereka juga memakan serangga, laba-laba, telur burung, dan burung kecil.Karena takut air, siamang akan mencelupkan kaki depannya ke dalam air atau menggosok tangan pada daun yang basah dan menghisap air pada bulu kakinya sebagai minuman.
0 komentar:
Posting Komentar