Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 14 Maret 2014

Penangkaran kupu-Kupu Ali Muntahar, Berbisnis Tapi Peduli

Di tengah maraknya perburuan hewan di alam liar untuk di perjual belikan, Ali Muntahar mengambil langkah yang patut di acungi jempol. Sadar dengan pentingnya tetap menjaga kelestarian hewan cantik ini, Ali lantas berinisiatif mengembangkan penangkaran kupu-kupu untuk bahan kerajinan yang menjadi sumber penghasilan keluarganya saat ini.
koleksi kupu-kupu bantimurung
Kupu-kupu Bantimurung
Di belakang rumahnya di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan terdapat sebuah penangkaran yang mampu menampung ratusan ekor kupu-kupu yang terdiri dari sekitar 10 jenis. Indukan kupu-kupu di peroleh dengan menangkapnya di alam kemudian di tempatkan di penangkaran untuk selanjutnya dibiarkan melakukan perkawinan secara alami. Setelah bertelur indukan biasanya akan mati dengan sendirinya, kupu-kupu yang mati inilah yang digunakan Ali sebagai bahan pembuatan beragam cindera mata yang di jual dalam dan luar daerah, serta di sekitar kawasan Kawasan Taman Nasional Bantimurung.
kerajinan berbahan kupu-kupu
Contoh cinderamata dari kupu-kupu


Di Kabupaten Maros memang terdapat Kawasan Taman Nasional Bantimurung yang dikenal sebagai habitat kupu-kupu yang unik dan langka seperti Papilo androkles dan Papilo blumei. Tak heran Maros menetapkan hewan cantik ini sebagai maskot daerahnya.
Cindera mata kupu-kupu yang di pajang di sebuah cafe

Pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan perlu terus dikembangkan. Eksploitasi yang berlebihan justru akan mengancam kelestarian flora dan fauna yang akhirnya merugikan manusia itu sendiri. Mari berlaku bijak terhadap alam, stop pengrusakan hutan dan perburuan satwa liar. 

Kamis, 06 Maret 2014

Seminar Peringatan World Wildlife Day

Puluhan peserta yang mengikuti seminar "Pengenalan dan Pelatihan Konservasi Bekantan" tampak antusias menyimak berbagai materi dari penyaji. Kegiatan seminar yang di selenggarakan oleh Program Magister Pendidikan Biologi Unlam bekerjasama dengan Lembaga Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia (Biodiversitas Indonesia) di gelar dalam rangka memperingati "Word Wildlife Day" yang jatuh pada tanggal 3 Maret lalu.

Pemateri dan Peserta seminar 


Ketua Program Magister Pendidikan Biologi Unlam Banjarmasin
Dr. H. M Zaini, M.Pd dan pemateri
 
Prof. Dr. Ir. H. M. Arief Soenjoto, M. Sc 

Seminar di buka langsung oleh Dr. H. M Zaini, M.Pd (Ketua program Magister Pendidikan Biologi Unlam) dengan pembicara Prof. Dr. Ir. H. M. Arief Soenjoto, M. Sc guru besar Fakultas Kehutanan Unlam yang juga peneliti dan pemerhati Bekantan di Kalsel.
jumlah seminar pelatihan
Peserta Seminar

Bertempat di ruang multimedia Pasca Sarjana Pendidikan Biologi Unlam Banjarmasin, kegiatan yang di helat Kamis (6/3/14) ini di hadiri peserta yang berasal dari berbagai kalangan di antaranya pelajar Sekolah Menengah Atas) Mahasiswa dan mahasiswi S1 serta S2 Unlam, komuntias Sahabat Bekantan Indonesia serta tidak ketinggalan Ambar Pertiwi  (Duta Bekantan) dan Zainuddin (Duta Konservasi).

Seminar dan pelatihan bekantan
Suasana Seminar Pengenalan dan Pelatihan Konservasi Bekantan
Dalam sambutannya Dr. H. M Zaini, M.Pd berharap pemerintah daerah bisa lebih tegas dalam menjaga dan mempertahankan habitat Bekantan dari ancaman alih fungsi. "Pemerintah harus tegas terhadap pengusaha yang akan melakukan kegiatan alih fungsi hutan yang menjadi habitat Bekantan, kalau tidak mereka akan semakin terancam" tegasnya.

Dalam pemamparan materinya Prof. Dr. Ir. H. M. Arief Soenjoto, M. Sc mengingatkan bahwa kawanan Bekantan yang berada di luar area konservasi jauh lebih berisiko dari kegiatan alih fungsi habitat sehingga harus terus di awasi. "Kawanan Bekantan yang tinggal di luar kawasan konservasi lebih berisiko dan harus mendapat perhatian" ujarnya.

Di tambahkan Arief saat ini ada banyak kawanan Bekantan yang berada di luar habitat alaminya dan perlu mendapat perhatian serius oleh pemerintah daerah untuk mempertahankan habitat yang ada atau merelokasinya.

Panitia pelaksana Amalia Rezeki menuturkan, seminar "Pengenalan dan Pelatihan Konservasi Bekantan" ini adalah langkah awal untuk melahirkan kader-kader baru untuk pelestarian Si Maskot. Rencananya seminar dengan materi dan pelatihan yang lebih detail akan kembali digelar dalam waktu dekat (mj).

Selasa, 04 Maret 2014

Sahabat Bekantan Sambangi BPost

Biodiversitas Indonesia - Sekitar pukul 11.00 Wita delapan perwakilan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) menyambangi Kantor Banjarmasin Post di Jl. AS Musafa, Selasa (4/4/14). Rombongan yang dipimpin langsung oleh Amalia Rezeki, Ketua Biodiversitas Indonesia ditemani oleh Ambar Pertiwi (duta bekantan) dan Zainuddin (duta konservasi) di terima langsung oleh pimpinan umum Harian Banjarmasin Post, H. Pangeran Rusdy Effendi. AR.
 
Audiensi Sahabat Bekantan ke Banjarmasin Post

Dalam kesempatan Audiensi tersebut Amalia Rezeki, Ketua Biodiversitas Indonesia menyampaikan rasa terimakasihnya secara khusus kepada H. Pangeran Rusdy Effendi. AR yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menerima rombongan Sahabat Bekantan Indonesia. Secara lebih spesifik Amalia menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka selain menjalin silaturahim juga untuk meminta dukungan untuk setiap kegiatan Komunitas Sahabat Bekantan dalam upaya memperjuangkan kelestarian serta mengangkat citra "Si Maskot" Kalimantan Selatan.
Sahabat Bekantan Indonesia
Ambar Pertiwi menyerahkan cinderamata untuk Bpost
H. Pangeran Rusdy Effendy AR mengapresiasi positif kedatangan rombongan dan berjanji akan mendukung penuh kegiatan Sahabat Bekantan dalam mensosialisasikan kelestarian Bekantan, apalagi selama ini BPost memang memiliki misi serupa yaitu mengenalkan "Si Pemalu" melalui media. Beliau juga berharap semoga dengan adanya upaya seperti yang dilakukan oleh Komunitas Sahabat Bekantan ini, pemerintah daerah bisa lebih peduli terhadap keberadaan Bekantan yang merupakan hewan endemik ikon provinsi ini.
Biodiversitas Indonesia
Penyerahan Kenang-kenangan dari Bpost
Pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit tersebut di akhiri dengan penyerahan cinderamata atau kenang-kenangan oleh kedua belah pihak. Cinderamata dari SBI di serahkan oleh Ambar Pertiwi (Duta Bekantan) kepada H. Pangeran Rusdy Effendi AR, sedangkan kenang-kenangan dari Bpost di terima oleh Amalia Rezeki (Ketua Biodiversitas Indonesia).