Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 13 Desember 2013

Empat Pulau di Barito Kuala Yang Merupakan Habitat Bekantan

Pulau Bakut
Biodiversitas Indonesia - Ada 4 pulau/delta yang ada di sungai Barito dan termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Barito Kuala yang merupakan habitat Bekantan (Nasalir larvatus). Sayang kondisi beberapa  pulau/delta tersebut cukup memprihatinkan oleh berbagai faktor antara lain pembukaan lahan, penebangan pohon Rambai dan aktifitas manusia lainnya.

1. Pulau Tempurung

Pulau Tempurung adalah sebuah delta yang terletak di tengah-tengah sungai Barito termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Tabunganen, Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Pulau Tempurung terletak bersebelahn dengan pulau Kaget, dekat muara sungai Barito.

Kondisi alam pulau ini cukup kritis karena adanya penebangan pohon, khususnya pohon rambai padi yang merupakan sumber makanan bagi bekantan (Nasalis Larvatus). Bekantan merupakan maskot fauna provinsi Kalimantan Selatan.

Pulau Tempurung merupakan habitat bagi kera hidung panjang (bekantan) dan beberapa jenis burung. Kawasan pulau Kaget juga merupakan salah satu obyek wisata yang berada di dalam kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala.

2. Pulau Kaget

Pulau Kaget adalah sebuah delta yang terletak di tengah-tengah sungai Barito termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Tabunganen, Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Pulau Kaget terletak dekat muara sungai Barito.

Pulau Kaget sudah ditetapkan sebagai cagar alam berdasarkan SK. Menteri Pertanian No. 788/Kptsum11/1976 dengan luas 85 Ha. Kondisi alam pulau ini cukup kritis karena adanya penebangan pohon, khususnya pohon rambai padi yang merupakan sumber makanan bagi bekantan (Nasalis Larvatus). Bekantan merupakan maskot fauna provinsi Kalimantan Selatan.

Pulau Kaget merupakan habitat bagi kera hidung panjang (bekantan) dan beberapa jenis burung. Kawasan pulau Kaget juga merupakan salah satu obyek wisata yang berada di dalam kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala.

Sejak adanya aktifitas pembukaan lahan pertanian oleh warga atau penduduk sekitar, populasi Bekantan di pulau ini menurun drastis. Upaya untuk mereklamasi Rambai (Soneratia caseolaris) mulai membuahkan hasil, kini diperkirakan  ada sekitar 100 ekor Bekantan yang menghuni pulau ini.

3. Pulau Kembang

Pulau Kembang adalah sebuah delta yang terletak di tengah sungai Barito yang termasuk di dalam wilayah administratif kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, provinsi Kalimantan Selatan. Pulau Kembang terletak di sebelah barat Kota Banjarmasin. Pulau Kembang ditetapkan sebagai hutan wisata berdasarkan SK. Menteri Pertanian No. 788/Kptsum12/1976 dengan luas 60 Ha.

Pulau Kembang merupakan habitat bagi kera ekor panjang (monyet) dan beberapa jenis burung. Kawasan pulau Kembang juga merupakan salah satu obyek wisata yang berada di dalam kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala.

Di perkirakan masih ada sekitar 10 ekor Bekantan bertahan di Pulau Kembang. Dengan jumlah tersebut wajar jika pengunjung taman wisata ini jarang melihat satwa pemalu itu. 

4. Pulau Bakut

Pulau Bakut, adalah sebuah pulau kecil/delta yang ada di wilayah administrasi Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Pulau ini berada dialiran sungai barito dan dilintasi oleh salah satu jembatan terpanjang di Indonesia yaitu Jembatan Barito. 

Kawasan ini telah ditunjuk sebagai taman wisata alam melalui keputusan Menteri Kehutanan melalui surat keputusan Nomor 140/kpts-II/2003 pada tanggal 21 April 2003. Luas kawasan ini kurang lebih 18 ha, dengan panjang 700 meter dan lebar 250 meter. Kawasan ini banyak dihuni oleh tumbuhan dan hewan yang adaptif terhadap pasang surut dan merupakan habitat bagi belasan Proboscis Mokey atau Bekantan.


Selasa, 10 Desember 2013

Misi Penyelamatan Bekantan Di Kintap

Biodiversitas Indonesia - Kabar tertangkapnya seekor Bekantan (Proboscis Monkey) berjenis kelamin jantan yang terpisah dari kawananannya pada  Senin (9/12/13) di Kintap Kabupaten Tanah Laut - Kalsel membuat Ambar Pertiwi tidak bisa tidur nyenyak. Kekhawatiran Duta Bekantan tersebut memang beralasan, Nasalis larvatus adalah hewan pemalu dan mudah stres, sedikit saja perlakuan  keliru dapat berakibat fatal bagi satwa endemik ikon Provinsi Kalsel tersebut.

Ambar Pertiwi, Duta bekantan Tiba di Lokasi
Tak ingin berlama-lama, Ambar pun langsung menghubungi Amalia Rezeki, Ketua Biodiversitas Indonesia untuk  membentuk tim penyelamatan Bekantan di Kintap. Sahabat Bekantan adalah salah satu program Lembaga Biodiversitas Indonesia yang memperjuangkan kelestarian "Monyet Belanda" melalui upaya-upaya konservasi dan sosialisasi.
Diskusi dan Sosialiasi dengan warga
Dalam waktu kurang dari 1 x 24 jam akhirnya tim Sahabat Bekantan dipimpin langsung oleh Duta sekaligus Koordinator Sahabat Bekantan Ambar Pertiwi, S.Pd meluncur kelapangan. Didampingi wakil ketua Biodiversitas Indonesia serta rekan dari Impas-B Unlam, Duta Bekantan melakukan sosialisasi sekaligus meminta kepada warga untuk melepas liarkan kembali Bekantan tersebut kealam. 

Menurut penuturan warga, sebenarnya mereka tidak ada niatan menyakiti ataupun memperjual belikan hewan tersebut. Mereka hanya tertarik lantaran belum pernah meliat langsung Bekantan dari jarak dekat. Meski sempat ragu untuk melepaskan kembali karena takut hewan tersebut kembali ditangkap oleh orang lain namun setelah mendapatkan masukan dan sosialisasi dari Tim Sahabat Bekantan mereka akhirnya tidak keberatan. 
Duta Bekantan Berjuang Demi Perlindungan Sang Maskot

Ambar berharap masyarakat bisa lebih peduli dan menyayangi ikon kebanggan Kalsel tersebut. Ia pun mengajak seluruh masyarkat untuk turut mensosialiasikan perlindungan Bekantan baik dari perburuan maupun pengrusakan habitat seperti alih fungsi  dan kebakaran. Kasus yang terjadi kali ini adalah indikasi rusaknya habitat Bekantan sehingga memaksanya keluar untuk mencari makan. "Bantu Kami mensosialisasikan perlindungan Bekantan, karena kalau bukan kita, siapa lagi?". ujar Ambar.

Bekantan (Nasalis larvatus) oleh IUCN Redlist sejak tahun 2000 dimasukkan dalam status konservasi kategori Endangered (Terancam Punah) setelah sebelumnya masuk kategori “Rentan” (Vulnerable; VU). Selain itu Bekantan juga terdaftar pada CITES sebagai Apendix I  artinya hewan ini tidak boleh diperdagangkan secara internasional (mj).


Minggu, 08 Desember 2013

Monyet Bekantan "Proboscis Monkey"

Proboscis Monkey Borneo Indonesia
Bekantan (Nasalis larvatus) selain memiliki bentuk hidung yang unik dimana pejantan memiliki hidung panjang dan relatif besar juga memiliki beberapa fakta lainnya. Bekantan bisa di jumpai di pulau Kalimantan Indonesia.

Bekantan termasuk binatang menyusui (mamalia), makanannya berupa tumbuhan dan terkadang hewan kecil seperti udang, kepting, dan serangga. Dapat tumbuh mencapai 60-70 cm dengan berat bisa mencapai 23 Kg (untuk jantan). Saat ini status perlindungan Bekantan berdasarkan IUCN adalah Endangered atau terancam punah.

Monyet Belanda (sebutan lain untuk Bekantan) memiliki kemampuan berenang yang sangat baik. Selaput diantara jari tangan dan kakinya sangat berguna untuk berenang cepat menghindari salah satu predator utama mereka ketika di air yaitu Buaya.
Terdesak, Bekantan yang keluar dari habitat aslinya  yaitu hutan mangrove

Bekantan merupakan hewan arboreal mereka hidup dan beraktifitas di pohon dan sangat jarang turun ke permukaan tanah. Habitat mereka adalah Hutan Bakau di pesisir,  di sekitar sungai, dan rawa-rawa. Bekantan hidup berkelompok, dalam setiap kelompok ada pejantan dominan yang memimpin. Biasanya dalam kelompok tersebut terdapat dua atau lebih betina dan anak-anak mereka.

Proboscis Monkey juga memakan buah-buahan tetapi tidak buah yang telah matang, mereka hanya memakan buah-buahan mentah. Gula yang terkandung dalam buah yang telah matang dapat mengalami fermentasi dalam perut mereka yang menyebabkan kembung fatal bagi Bekantan. 

Sangat disayangkan Maskot kebanggan Kalimantan Selatan ini kini populasinya semakin menurun. Penyebab utamanya adalah hilangnya habitat mereka yaitu hutan-hutan mangrove dimana pucuk-pucuk pohon, dan makanan lainnya tersedia setiap hari. Kliring hutang mangrove secara merajalelal untuk kepentingan tambak, pelabuhan, pemukiman serta perkebunan kelapa sawit merupakan mimpi buruk bagi "Si Pemalu". 

Fragmentasi dan kerusakan mangrove memaksa Bekantan lebih sering turun ke permukaan bahkan masuk keperkampungan untuk mencari makan. Inilah malapetaka mereka lantaran kurangnya sosialisasi, pemahaman serta kesadaran masyarakat. Ketika Bekantan masuk ke perkebunan warga Ia kerap dianggap sebagai hama dan di musnahkan. Padahal sejatinya hewan malang ini mendapat perhatian dan iba, karena mereka hanya ingin bertahan hidup dan terpaksa mendekati manusia (teks mj/foto.ikhwan)



Selasa, 03 Desember 2013

Tanam Pohon Bersama Siswa dan Kader Konservasi SMAN Alalak

Penyerahan Bibit oleh
Amalia Rezeki, Ketua Biodiversitas Indonesia
kepada Kepsek SMAN Alalak
Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) di peringati setiap tanggal 28 November, merupakan momentum yang di gaungkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai salah satu wujud upaya mensukseskan gerakan tanam 1 Milyar Pohon.
Sebagai wujud kepedulian yang sama terhadap lingkungan serta untuk mendukung program yang telah dicanangkan pemerintah, Biodiversitas Indonesia dalam momentum peringatan HMPI bekerja sama dengan salah satu Sekolah Menengah Atas di Handil Bakti, Kecamatan Alalak-Batola menggelar kegiatan tanam pohon. 

Puluhan bibit pohon serta tanaman buah yang diserahkan oleh ketua Biodiversitas Indonesia, Amalia Rezeki di terima langsung oleh kepala sekolah SMAN Alalak yang kemudian ditanam bersama dengan Kader Konservasi dan Siswa sekolah. 
Foto Bersama sebelu kegiatan tanam pohon

Dalam sambutannya ketika serah terima bantuan bibit, Kepala Sekolah SMAN Alalak Drs. Chairun Subhi mengungkapkan sangat bersyukur SMAN Alalak dipilih menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan tanam pohon. Menurut beliau, pohon merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia karenanya wajib bagi manusia untuk menjaga, dan memelihara pohon yang ada.

Tanam pohon di Halaman Sekolah

Dikesempatan yang sama Amalia juga mengaku sangat senang dan berterimakasih kepada SMAN Alalak karena telah bersedia meluangkan waktu untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut meski secara sederhana. Ia berharap kedepan antara Biodiversitas Indonesia bisa bekerjasama lebih banyak hal khususnya dalam bidang konservasi.




Jumat, 22 November 2013

Sosialisasi dan Penggalangan Dana Konservasi Bekantan

Sosialisasi "Save Our Mascot" Sahabat Bekantan
Tak ingin menunda-nunda, Sahabat Bekantan yang baru saja dikukuhkan di koordinatori oleh Agustina Ambar Pertiwi langsung take action. Demi mewujudkan misinya menyelamatkan Si Hidung Panjang dari ancaman kepunahan mereka melakoni beragam kegiatan diantaranya kapanye stop perusakan hutan dan Save Our Mascot. 

Selain gencar menyuarakan "Stop Perusakan Habitat Bekantan" melalui media jejaring sosial, Ambar cs juga rela turun ke jalan untuk melakukan penggalangan dana sekaligus sosialisasi "Save Our Mascot". Misalnya seperti yang dilakukan mereka Minggu (17/11) lalu. Rasa lelah harus berkeliling di seputaran Siring depan Mesjid Raya Sabilal Muhtadin rupanya tak menyurutkan semangat mereka memperjuangkan nasib Maskot Kalsel yang semakin memprihatinkan.
Penggalangan Dana Konservasi Bekantan
Berbekal atribut dan media sederhana yaitu maskot Bekantan, ex banner dan kotak donasi mereka menyambangi setiap warga yang sedang parkir di kawasan siring. Sembari memegang kotak donasi, Zainudin salah satu anggota komunitas Sahabat Bekantan didampingi rekan-rekannya menjelaskan program dan tujuan penggalangan dana kepada setiap warga yang mereka temui. Hasilnya cukup positif, terlihat dari banyaknya warga yang tanpa ragu mengisi kotak donasi. Rasa lelah harus berkeliling di seputaran Siring depan Mesjid Raya Sabilal Muhtadin rupanya tak menyurutkan semangat mereka memperjuangkan nasib Maskot Kalsel yang semakin memprihatinkan.
Penggalangan Dana Konservasi untuk Upaya Penyelamatan Bekantan
Jika kaki sudah terasa penat berjalan, mereka pun menyiasatinya dengan sosialisasi di perempatan Traffic Light, agar sosialisasi dan penggalangan dana bisa berjalan bersamaan pembagian peranpun dilakoni. Beberapa orang telah siap dengan kotak donasi masing-masing untuk menghampiri setiap pengendara yang sedang berhenti saat lampu merah menyala, sementara yang lain melakukan sosialisasi.
Penggalangan Dana Konservasi Bekantan
Sebuah pengalaman lucu sekaligus miris menjadi pengalaman pertama perjuangan Komunitas Sahabat Bekantan. Cerita  berawal ketika Ambar dkk akan melakukan sosialisasi dan penggalangan dana di Taman Maskot justru mendapat penolakan oleh petugas keamanan dengan alasan dapat mengganggu pengunjung taman. Sungguh ironis, sebuah komunitas yang mendedikasikan diri berjuang demi sang Maskot  tidak diperkenankan melakukan sosialisasi di Taman Maskot. 


Minggu, 17 November 2013

Sahabat Bekantan

The Launching Program Proboscis or Bekantan Friend
Inauguration of Sahabat Bekantan

In order to assist the government towards protection of Proboscis in South Kalimantan - Center for the Study and Conservation of Biodiversity Indonesia ( Indonesian Biodiversity ) South Kalimantan make the program Sahabat Bekantan or "Friends of the proboscis monkey " with a mission "Save Our Mascot ". The program aims to disseminate to the protection and preservation of Proboscis , Prevention and Stop Poaching and Illegal Trade Proboscis and conservation activities are focused on the island of Bakut - Barito Kuala , South Kalimantan as a center for the study and conservation . For the first time the board was formed on Friday , 15 November 2013 , as follows: 1 . Agustina Ambar Pertiwi , Chief Coordinator , 2 . Muhammad Ilham Farihi , Secretary , 3 . Riezky Hardiyanti , as Treasurer. The Board may establish sections as needed . This stewardship appointed for 2 years and can be reelected.


Inauguration of Sahabat Bekantan

Dokumentasi Kegiatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2013

1. Pelepas liaran burung oleh Biodiversitas Indonesia bersama-sama HIMBIO Unlam, B-Real, INOS Kalsel, dan  Impas-B di Kawasan hijau kampus Unlam Banjarmasin.
Pelepasan Burung Secara Simbolis dipimpin oleh Prof.Dr.Ir.H.M. Arief Soendjoto, M.Sc
Penasehat Biodiversitas Indonesia
2. Penyerahan Anggrek Secara Simbolis untuk ditanam di Lingkungan Kampus Unlam
Penyerahan Anggrek Secara Simbolis Kepada Inos Kalsel
Untuk di Tanam di Lingkungan Kampus Unlam Banjarmasin

Penyerahan Anggrek Secara Simbolis Kepada Perwakilan Impas-B
Unlam Banjarmasin
3. Pameran Foto Wild Life
Salah satu Foto Yang di Pamerkan

Koordinator Sahabat Bekantan, Agustina Ambar Pertiwi berfoto
di Salah satu koleksi Foto yang di pamerkan
Beberapa Koleksi Foto yang di Pamerkan
4. Pameran reptil

6. Pengukuhan Kader Konservasi
Penyematan Pin Kepada Anggota  Kader Konservasi Oleh BKSDA Kalsel

Penyematan Pin Kader Konservasi

Penyematan PIN Kader Konservasi oleh perwakilan BKSDA Kalsel

Foto Bersama Penasehat dan Ketua  Biodiversitas Indonesia bersama Dr. H. M. Zaini, M.Pd , Zulkarnain, S.St (BKSDA)
dan Para Kader Konservasi

7. Pengukuhan Sahabat Bekantan
Penyematan Pin Sahabat Bekantan Oleh Prof. Dr. Ir. H. M. Arief Soendjoto, M. Sc
Penasehat Biodiversitas Indonesia
Pengukuhan Sahabat Bekantan
Foto bersama Usai pengukuhan Sahabat Bekantan


8. Seminar HCPSN 2013  "Flora dan Fauna Terpelihara, Manusia Sejahtera"
Pembicara di Seminar Konservasi Keanekaragaman Hayati

Zulkarnain S.St Pembicara dari BKSDA Kalsel

Peserta Seminar Konservasi Keanekargaman Hayati
9. Panitia Even Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2013
Panitia di balik Terselengaranya Even HCPSN 2013

Rabu, 13 November 2013

Seminar HCPSN 2013

Kegiatan Hari Cinta Puspa dan Satwa
Nasional 2013
Kabar Kalsel - Seminar Konservasi Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) Tahun 2013 yang rencananya digelar Sabtu 16 November 2013 tinggal beberapa hari lagi. Peserta yang mendaftarpun sudah hampir maksimal, namun panitia masih memberi kesempatan bagi yang peserta yang ingin mengikuti seminar. Masih ada satu hari tersisa sebelum  pendaftaran ditutup pada hari Jum'at  (15/11). Seminar konservasi bertemakan "Flora dan Fauna Terpelihara, Manusia Sejahtera" ini adalah satu dari rangkaian kegiatan HCPSN 2013 yang gelar oleh Biodiversitas Indonesia bekerjasama dengan Unlam Banjarmasin dan BKSDA Kalsel di Aula Sasangga Banua, Pemprov Kalsel.


Agustina Ambar, penanggung jawab kegiatan menuturkan selain untuk membuka wawasan tentang pentingnya konservasi, seminar ini juga bertujuan untuk mengangkat kembali semangat dan kepedulian terhadap nasib flora dan fauna Kalsel. "Harapan kami mudah-mudahan, setelah mengikuti kegiatan ini, mereka bisa mensosialisasikan dan bersama-sama masyarakat mengaplikasikan apa yang telah mereka peroleh dalam seminar", paparnya.

Berdasarkan jadwal, acara akan dimulai sekitar pukul 09.00 Wita atau setelah kegiatan regestrasi ulang. Sebelum kegiatan seminar yang menghadirkan pembicara Prof. Dr.Ir.H.M.Arief Soendjoto, M.Sc guru besar Fakultas Kehutanan FKIP Unlam serta Ir. Supriyanto, Kepala BKSDA Kalsel, rencananya akan diadakan pengukuhan Kader Konservasi serta Sahabat Bekantan oleh Kepala BKSDA Kalsel.

Selain fasilitas snack dan makan siang, serta kit seminar panitia juga telah mempersiapkan sertifikat bagi peserta. Karenanya bagi yang berminat masih ada kesempatan untuk melakukan regestrasi sampai dengan Jum'at (15/11). Untuk informasi pendaftaran bisa menghubungi panitia, Amalia : 08215492889 dan Ambar : 089692135885.

Kamis, 07 November 2013

Kasturi, Flora Maskot Kalsel yang Terancam Punah

Biodiversitas Indonesia - Salah satu flora endemik yang telah ditetapkan sebagai Maskot Kalimantan Selatan untuk kategori tumbuhan yaitu Kasturi kini terancam punah. Bahkan pada tahun 2008, oleh Tim penilai dari The United Nations Environment Programme's - World Conservation Monitoring Centre (UNEP-WCMC), Kasturi (Mangifera casturi) dinyatakan masuk dalam katagori punah in-situ (Extinct in the Wild = EW).
Buah Kasturi, (Mangifera casturi)

Di Kalsel sedikitknya ada  tiga varietas Mangifera casturi yang dikenal masyarakat yakni Kasturi, Kastuban dan Palipisan.  Di antara tiga varietas tersebut, Kasturi merupakan buah khas yang telah sangat familiar. Keunggulan Kasturi tidak hanya pada rasanya yang manis tetapi juga aroma atau wanginya yang khas yang disukai oleh masyarakat Kalimantan Selatan. 

Pohon Kasturi dapat mencapai tinggi 25 m dengan diameter batang ± 40 – 115 cm. Kulit kayu berwarna putih keabu-abuan sampai coklat terang, kadangkala terdapat retakan atau celah kecil ± 1 cm berupa kulit kayu mati dan mirip dengan Mangifera indica. Daun bertangkai, berbentuk lanset memanjang dengan ujung runcing dan pada kedua belah sisi tulang daun tengah terdapat 12 – 25 tulang daun samping. Daun muda menggantung lemas dan berwarna ungu tua.

Bunga majemuk berkelamin ganda dengan bentuk bunga rasemos dan kerapkali berambut rapat. Panjang tangkai bunga ± 28 cm dengan anak tangkai sangat pendek, yaitu 2 – 4 mm. Daun kelopak bulat telur memanjang dengan panjang 2 – 3 mm. Daun mahkota bulat telur memanjang dan bunga berbau harum. Benang sari sama panjang dengan mahkota, staminodia sangat pendek dan seperti benang sari yang tertancap pada tonjolan dasar bunga.

Buah berbentuk bulat sampai ellipsoid dengan berat kurang dari 80 gram, daging buah kuning atau oranye dan berserabut. Biji batu dengan dinding yang tebal. Kulit buah tipis dengan warna hijau terang dengan bintik-bintik berwarna gelap dan apabila masak maka kulit buah berubah menjadi merah-ungu kehitaman . Daging buah berwarna oranye gelap, kandungan serat 1,06% dan memiliki rasa yang manis dan lezat. Kasturi berbuah pada awal musim hujan atau sekitar bulan Januari.

Berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 48 tahun 1989 tentang identitas flora masing-masing provinsi, Kasturi ditetapkan sebagai maskot Kalsel. Sayangnya Maskot kebanggan Kalimantan Selatan ini nasibnya sama memprihatinkannya dengan Bekantan (Nasalis laravatus) yang kini juga terancam punah. Berdasarkan IUCN Red List Categories 30 November 1994, Kasturi telah dimasukan kedalam daftar kategori tumbuhan langka (mj).

Referensi : Wikipedia- Mangga_kasturi


Kamis, 17 Oktober 2013

Biodiversitas Siap Gelar Even Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional

Dalam rangka memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2013 yangg jatuh pada tanggal 5 November 2013, Biodiversitas Indonesia bekerja sama dengan SBWP, Pascasarjana Pendidikan Biologi, HIMBIO FKIP, dan IMPAS-B, berencana mengadakan event yang terdiri dari beberapa kegiatan, antara lain:
Amalia Rezeki Ketua Biodiversitas Bersama HIMBIO FKIP Unlam Banjarmasin
Melakukan Pelepasliaran Kura di Kawasan Ruang Terbuka Hijau 

1. Pameran foto wildlife dan lomba foto 
2. Pameran satwa 
3. Seminar konservasi
4. Pengukuhan Kader konservasi
5. Penanaman anggrek, dan
6. Pelepasliaran burung
Prof.Dr.Ir.H.M.Arief Soendjoto,M.Sc Melakukan Penanaman Bibit Pohon
Didampingi Amalia Rezeki Ketua Biodiversitas Indonesia dan mahasiwa Pasca Sarjana Pendidikan Biologi
Unlam Banjarmasin

Kegiatan ini merupakan langkah lanjutan  untuk menjadikan Ruang Terbuka Hijau Unlam Banjarmasin, Sebagai Percontohan Kawasan Konservasi Kampus di Indonesia. Sebelumnya kegiatan-kegiatan serupa seperti penanaman anggrek, bibit pohon, dan pelepas liaran burung dan kura juga telah dilaksanakan. 

Lokasi acara di kampus Unlam Banjarmasin, dan diselenggarakan pada tanggal 15 - 16 November 2013.. 
Berdasarkan rapat pertama,untuk sementara rancangan panitia yang telah disusun sebagai berikut:

1. Penasehat : 1. Prof.Dr.Ir.H.M. Arief S.,M.Sc. dan 2. Dr. Ahyadi Hasyim
2. Penanggung jawab : Dr.H. M. Zaini, M.Pd.
3. Ketua : Amalia Rezeki,S.Pd.
4. Wakil Ketua : Mariadi,S.Pd.
5. Sekretaris : Riezky Hardiyanti,S.Pd.
6. Bendahara : Rosyda Fitri
7. Koordinator pameran dan lomba foto : Haris Setiawan (Aqis awan)
8. Koordinator seminar 
dan pengukuhan sahabat bekantan : Pascasarjana, Himbio, IMPAS-B
9. Koordinator pelepasan burung 
dan penanaman pohon/ anggrek : M.Jumani,S.Pd.
10. Publikasi dan Dokumentasi : Faizal Rizali Rahman,S.Pd. 
11. Humas : Pascasarjana, Himbio, IMPAS-B
12. Perlengkapan : Pascasarjana, Himbio, IMPAS-B
13. Konsumsi : Pascasarjana, Himbio
14. Keamanan : Pascasarjana, Himbio, IMPAS-B


Senin, 30 September 2013

Biodiversitas Indonesia Gelar Pameran Foto Kehidupan Alam Liar

Biodiversitas Indonesia - Sebagai bentuk upaya sosialisasi lembaga sekaligus dalam rangka mengajak masyarakat untuk peduli dan turut menjaga kelestarian flora dan fauna khususnya yang ada di Kalimantan Selatan Lembaga Pusat Studi & Konservasi Keanekaragaman Hayati Kalsel (Biodiversitas Indonesia) menggelar Pameran Foto bertema Alam Liar.
Pameran Foto Wild life di Kota Citra 
Pameran Photo Wildlife

Pameran Foto ini merupakan even pertama yang diselenggarakan oleh Biodiversitas Indonesia dengan menggandeng Komunitas Fotografi Alam Liar Kalsel atau South Borneo Wild Life Photography (SBWP). Sesuai dengan temanya yaitu Pameran Foto Alam Liar, foto-foto yang akan dipamerkan berhubungan dengan kehidupan satwa di alam liar.

Salah satu satwa yang akan diangkat dalam pameran foto ini adalah Bekantan. Sebagaimana kita ketahui, hewan yang telah ditetapkan sebagai maskot Kalimantan Selatan ini kini populasinya semakin memprihatinkan. Karenanya menurut Amalia, Ketua Biodiversitas Indonesia Bekantan harus mendapat perhatian ekstra baik dari pemerintah, pengusaha maupun  masyarakat umum khususnya yang bersinggungan langsung dengah habitat hewan yang tergolong kedalam satwa endemik tersebut.

"Bekantan adalah maskot Kalsel, kalau bukan kita yang peduli ya siapalagi ?. Mudahan-mudahan dengan adanya pameran fotografi alam liar ini bisa menumbuhkan kembali rasa kepedulian terhadap kelestarian satwa  liar khususnya Bekantan ini," papar Amalia.

Gelaran pameran sendiri rencananya akan di selenggarakan di Komplek Perumahan Citra Graha, Banjarbaru Kalimantan Selatan pada  Sabtu, 5 Oktober 2013. Masyarkat yang ingin melihat hasil karya fotografer "urang" banua ini bisa datang langsung ke Citra Graha, karena selain pameran foto pada hari yang sama juga akan digelar pameran dan lomba anggrek.


Minggu, 15 September 2013

Belajar Reptil Bersama Pemerhati Reptil Internasional

Biodiversitas Indonesia - Setelah mengikuti pelatihan beberapa waktu lalu, kini Kader Konservasi yang merupakan binaan dari Biodiversitas Indonesia kembali mendapatkan kesempatan menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia satwa. Pada tanggal 4 September 2013 kemaren, Biodiversitas Indonesia kedatangan tamu dari manca negara, mereka adalah Peter, Roos, dan Gleis. Mereka adalah pecinta dan pemerhati reptil yang telah sering melakukan ekspedisi untuk mengenal dan mempelajari berbagai jenis reptil di Indonesia.
pakar reptil internasional
Mr. Peter Nicholson memberikan pemahaman tentang Reptil
Kepada  Biodiversitas Indonesia dan Kader Konservasi 

Kehadiran Mereka di Sekretariat Biodiversitas Indonesia tentu saja tidak disia-siakan setiap anggota biodiversitas, dan kader konservasi memanfaatkan momen tersebut untuk belajar dan menimba wawasan kepada mereka. Peter Nicholson, pimpinan tim menyambut apresiasi tersebut dan tanpa ragu menjawab setiap pertanyaan dari siapa saja yang ingin tahu lebih banyak tentang reptil khususnya ular.
Mr. Peter Menjelaskan Tentang Ular Kepada Kader Konservasi
Biodiversitas Indonesia

Dengan kemampuan bahasa Inggris yang masih terbata-bata, Reny salah satu kader yang ingin tahu cara penanganan saat digigit ular mencoba bertanya "Sir, what should we do if we are bitten by a snake?" tuturanya. Dengan sabar dan gaya khasnya Peter pun memaparkan langkah-langkah yang harus dilakukan jika disuatu tempat misalnya dihutan seseorang di gigit ular, tidak hanya berteori, Diapun memperagakan langsung cara penanganan seandainya seseorang mengalami kecelakaan digigit ular.
Mr. Peter Memperagakan Cara Menangani Kecelakaan
Gigitan Ular Kepada Anggota Kader Konservasi
Biodiversitas Indonesia

Beberapa tips dari Peter :
1. Jangan panik
Jika dalam suatu grup anda mendapati teman digigit ular berbisa, maka cobalah untuk menenangkan misalnya dengan berkata " Ah itu cuma ular kecil, tidak apa-apa" meskipun kita tahu itu adalah ular yang memiliki bisa cukup berbahaya
2. Balut daerah disekitar luka bekas gigitan (jangan sampai menutup bekas gigitan), jangan terlalu kuat, dan jangan pula terlalu kendor, hal ini bertujuan untuk menghambat penyebaran bisa, jika balutan terlalu kuat, dalam beberapa jam jaringan tubuh akan mati sehingga berisiko harus diamputasi.
3. Jika gigitan di kaki, buatlah bidai atau penahan pada kaki agar tidak bergerak
4. Bawalah segera ke rumah sakit atau pusat kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Kader Konservasi With Ross McGibbon

Sebuah pengalaman yang luar biasa berharga bagi kawan-kawan Biodiversitas, Kehadiran Peter Nicholson, Glis Geir, dan Ross Mc Gibbon telah memberikan semangat dan spirit tersendiri. Jika mereka yang bukan dari Indonesia saja peduli, maka sudah sepatutnya kita pemilik kekayaan Flora dan Fauna tersebut menjaga kelestariannya. Salam Lestari !.
Peter, Ross, and Glis with Biodiversitas Indonesia Team
Thanks to Peter Nicholson, Glis Geir, and Ross McGibbon for visiting, good to see you all.

Minggu, 25 Agustus 2013

Pengamatan Burung

Burung Sikatan
Biodiversitas Indonesia - Salah satu satwa yang menjadi perhatian Komunitas Biodiversitas Indonesia adalah
Burung, hewan yang satu ini kini keberadaannya juga tidak lepas dari tekanan berbagai aktifitas dan kegiatan manusia. Semakin merosotnya habitat seperti pepohonan, persawahan dan rawa maupun tempat mereka tinggal membuat sebagian dari mereka kini semakin sulit dijumpai. Terlebih maraknya perburuan liar yang tentunya berimbas kepada penurunan populasi mereka secara signifikan.

Pengamatan Burung 
Pengamatan burung adalah salah satu kegiatan rutin tim Biodiversitas Indonesia. Selain untuk melakukan pendataan spesies, kegiatan ini sekaligus untuk mengamati jumlah populasi suatu spesies diarea tertentu. Hasil-hasil pengamatan diantaranya di gunakan sebagai bahan untuk sosialisasi kepada masyarakat baik melalui media publikasi cetak ataupun digital (online).

Pelepasan Burung Air di Kawasan Konservasi Kampus Unlam Banjarmasin

Biodiversitas Indonesia - Sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab terhadap kepedulian dan kelestarian lingkungan khususnya satwa, Biodiversitas Indonesia melakukan pelepasan belasan burung air di kawasan konservasi kampus Unlam Banjarmasin Minggu (25/08/2013) yang di pimpin langsung oleh Amalia Rezeki, ketua Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia.

Kegiatan ini adalah salah satu bentuk realisasi komitmen untuk menjadikan ruang terbuka hijau  kampus Unlam sebagai Percontohan Kawasan Konservasi untuk lingkungan kampus di Indonesia. Di area ruang terbuka hijau kampus yang didirikan tanggal 21 September 1958 ini telah dilepas liarkan belasan burung air untuk menambah keragaman satwa khususnya burung. Beberapa jenis burung yang telah dilepas liarkan diantaranya, Kareo Padi (Amaurornis phonicurus), Mandar padi (Gallirallus strianus), Tikusan (Porzana cineria), Bentiuangan (Gallinula chloropus) dan Tikusan merah (Porzana fusca).
Kegiatan Peduli Satwa dan Lingkungan di banjarmasin
Kegiatan Melepas Liarkan Burung Air di Sekitar Area Ruang Rerbuka Hijau
Kampus Unlam Banjarmasin

Diharapakan dengan upaya sederhana ini bisa memotivasi kawan-kawan khususnya civitas akademi Unlam Banjarmasin untuk turut mengupayakan terciptanya ruang terbuka hijau yang bersahabat dengan satwa. Serta bisa bermanfaat sebagai sarana kampanye stop perburuan dan perdagangan hewan liar.

Rabu, 10 Juli 2013

Biodiversitas Indonesia Bentuk Kader Konservasi

Biodiversitas Indonesia bekerjasama dengan Program Pascasarjana Biologi Unlam Banjarmasin, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) melakukan kegiatan pelatihan terhadap kader konservasi Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut. Pada Sabtu dan Minggu (6-7/7 2013). Calon Kader Konservasi merupakan hasil seleksi dari siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas  terdekat dari lokasi Taman Wisata Alam Pulau Bakut yang dalam hal ini terpilih SMAN Alalak berdasarkan beberapa pertimbangan termasuk jarak sekolah terhadap lokasi TWA Pulau Bakut.
Pelatihan Kader Konservasi TWA Pulau Bakut

Salah satu pendorong perlunya kader konservasi untuk Taman  Wisata Alam Pulau Bakut ini adalah tingginya tekanan terhadap kawasan ini. Tekanan tersebut diantaranya semakin padatnya lalu lintas pelayaran barang dan jasa, lalu lintas kapal-kapal tongkang pengangkut batubara, dan pembuangan sampah secara sembarangan oleh pengunjung tempat wisata Jembatan Barito yang dapat mengancam keberadaan flora dan fauna di kawasan ini.
Pelatihan Kader Konservasi TWA Pulau Bakut
Istilah Kader Konservasi mungkin belum begitu akrab khususnya bagi masyarakat Kalimantan Selatan sehingga masih banyak yang belum mengetahui maksud dan tujuannya. Secara umum Kader Konservasi dapat di artikan sebagai sekelompok orang yang telah dididik atau ditetapkan oleh instansi pemerintah atau lembaga non pemerintah yang secara sukarela berperan sebagai penerus upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, bersedia serta mampu menyampaikan pesan-pesan konservasi kepada masyarakat. 
Penyematan Pin Kader Konservasi oleh Ketua Biodiversitas Indonesia

Adapun tujuan pembentukan Kader Konservasi adalah untuk mempersiapkan generasi penerus yang secara sukarela bersedia menjadi motivator dan dinamisator upaya-upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya ditengah-tengah masyarakat. Kehadiran kader konservasi diharapkan bisa menjadi pendorong perubahan perilaku dan sikap serta kebijakan dan pola fikir masyarakat sehingga mau berperan serta dalam upaya konservasi sumber daya alam yang ada.
Pelatihan Kader Konservasi
Kader Konservasi Melakukan Pelepasan Kura Di TWA Pulau Bakut

Serangkaian kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh Biodiversitas bekerjasama dengan S-2 Magister Pendidikan Biologi dimulai dengan pemberian materi konservasi, dilanjutkan dengan aksi penanaman bibit, pelepasan hewan ke alam sampai dengan pemasangan papan pesan/ poster dan pembagian leaflet kepada masyarakat sekitar untuk turut menjaga lingkungan, semua kegiatan berpusat di sekitar kawasan TWA Pulau bakut.